AI in Peer Review: Enhancing Accuracy, Reducing Bias, and Improving Efficiency

AI dalam Peer Review: Meningkatkan Akurasi, Mengurangi Bias, dan Meningkatkan Efisiensi

Jan 28, 25Rene Tetzner
⚠ Sebagian besar universitas dan penerbit melarang konten yang dihasilkan oleh AI dan memantau tingkat kesamaan. Pemeriksaan tata bahasa oleh AI dapat meningkatkan skor ini, membuat manusia layanan proofreading pilihan yang paling aman.

Perkenalan

Peer review adalah tulang punggung penerbitan akademik, memastikan bahwa penelitian memenuhi standar kualitas yang ketat sebelum disebarluaskan ke komunitas ilmiah. Namun, proses peer review tradisional menghadapi banyak tantangan, termasuk kelelahan reviewer, keterlambatan, bias, dan ketidakefisienan. Seiring dengan pertumbuhan jumlah publikasi penelitian yang sangat pesat, kebutuhan akan sistem peer review yang lebih efisien, tidak bias, dan akurat menjadi semakin jelas.

Kecerdasan buatan (AI) muncul sebagai alat yang kuat untuk meningkatkan proses tinjauan sejawat dengan memperbaiki efisiensi, akurasi, dan keadilan. AI dapat membantu dalam penyaringan awal, deteksi plagiarisme, validasi statistik, dan pemilihan peninjau sambil mengurangi beban pada peninjau manusia. Artikel ini mengeksplorasi peran AI dalam meningkatkan proses tinjauan sejawat, manfaat dan tantangannya, serta bagaimana penerbit dan peneliti dapat mengintegrasikan AI secara bertanggung jawab.


Tantangan dalam Proses Tinjauan Sejawat Tradisional

Sebelum memahami bagaimana AI dapat meningkatkan tinjauan sejawat, penting untuk mengenali tantangan utama dalam sistem saat ini:

1. Proses yang Memakan Waktu

Tinjauan sejawat tradisional dapat memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, menunda publikasi penelitian penting. Para peninjau sering kali adalah akademisi yang sibuk yang berjuang untuk menyeimbangkan tugas peninjauan dengan penelitian dan komitmen mengajar mereka sendiri.

2. Kelelahan dan Kekurangan Reviewer

Volume pengajuan yang meningkat telah menyebabkan kekurangan reviewer yang berkualifikasi. Banyak peneliti dibebani dengan permintaan review, yang dapat mengakibatkan tanggapan tertunda atau ulasan dengan kualitas lebih rendah.

3. Ulasan Subjektif dan Tidak Konsisten

Bias manusia, kurangnya keahlian di bidang tertentu, atau pendapat peninjau yang bertentangan dapat menyebabkan evaluasi yang tidak konsisten. Beberapa makalah mungkin ditolak atau diterima secara tidak adil berdasarkan faktor subjektif.

4. Plagiarisme dan Manipulasi Data

Mendeteksi plagiarisme dan fabrikasi data adalah tantangan. Beberapa penulis memanipulasi data, menggunakan kembali gambar, atau melakukan plagiarisme diri, yang bisa sulit dideteksi oleh peninjau tanpa alat canggih.

5. Pencocokan Reviewer yang Tidak Efisien

Editor sering kesulitan menemukan peninjau yang paling sesuai untuk sebuah makalah, yang menyebabkan penundaan dan ulasan dari individu yang mungkin kurang memiliki keahlian di bidang tertentu.

Dengan tantangan ini dalam pikiran, AI menghadirkan solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi tinjauan sejawat.


Bagaimana AI Meningkatkan Tinjauan Sejawat

Alat bertenaga AI merevolusi tinjauan sejawat dalam beberapa area utama:

1. Penyaringan Awal dengan Bantuan AI

Banyak jurnal menerima ribuan pengiriman, dan menyaring setiap makalah secara manual untuk kesesuaian memakan waktu. AI dapat secara otomatis memeriksa apakah sebuah makalah memenuhi standar dasar format, bahasa, dan etika sebelum dikirim untuk ditinjau.

✔️ Alat bertenaga AI seperti StatReviewer dan SciScore menganalisis kualitas naskah, menyoroti deklarasi etika yang hilang dan ketidakkonsistenan statistik.

✔️ AI dapat menandai pengiriman berkualitas rendah atau tidak relevan, mengurangi beban kerja editor.

Dampak: Menghemat waktu dan memastikan bahwa hanya makalah yang relevan dan disiapkan dengan baik yang melanjutkan ke proses tinjauan.


2. AI untuk Deteksi Plagiarisme dan Manipulasi Gambar

Alat deteksi plagiarisme berbasis AI mengidentifikasi kesamaan antara naskah yang dikirimkan dan literatur yang diterbitkan, mencegah plagiarisme diri dan pelanggaran akademik.

✔️ Alat seperti iThenticate dan Turnitin memindai jutaan makalah dan dokumen penelitian untuk plagiarisme.

✔️ Alat analisis gambar berbasis AI seperti Proofig mendeteksi duplikasi gambar, fabrikasi, dan manipulasi dalam gambar ilmiah.

Dampak: Meningkatkan integritas penelitian dan mencegah praktik penerbitan yang tidak etis.


3. Pemilihan Reviewer Berbasis AI

Memilih peninjau yang tepat sangat penting untuk mempertahankan kualitas tinggi tinjauan sejawat. AI dapat mencocokkan naskah dengan peninjau yang sesuai berdasarkan keahlian, publikasi sebelumnya, dan deteksi konflik kepentingan.

✔️ Alat AI seperti Reviewer Finder oleh Elsevier menganalisis ribuan profil penulis untuk menyarankan reviewer yang relevan.

✔️ AI dapat membantu mendeteksi potensi konflik kepentingan dengan memeriksa kepengarangan bersama dan afiliasi sebelumnya.

Dampak: Memastikan tinjauan sejawat yang adil dan berbasis ahli sambil mengurangi beban kerja editorial.


4. Deteksi Sentimen dan Bias Berbasis AI

AI dapat menganalisis komentar pengulas untuk mendeteksi potensi bias, ulasan yang terlalu negatif, atau kurangnya umpan balik yang konstruktif.

✔️ Alat analisis sentimen AI dapat menandai ulasan yang terlalu keras, tidak jelas, atau mengandung bias pribadi.

✔️ Beberapa alat AI menyarankan revisi untuk membuat komentar peninjau lebih konstruktif dan spesifik.

Dampak: Membantu memastikan bahwa tinjauan sejawat bersifat obyektif, profesional, dan fokus pada kualitas naskah daripada opini pribadi.


5. Validasi Statistik dan Metodologis dengan Bantuan AI

Banyak makalah penelitian mencakup analisis statistik kompleks yang mungkin tidak memiliki keahlian untuk dievaluasi oleh para peninjau. AI dapat memvalidasi metode statistik, mengidentifikasi kesalahan dalam perhitungan, dan menandai tren data yang tidak dapat diandalkan.

✔️ StatCheck mendeteksi inkonsistensi statistik dalam makalah penelitian psikologi.

✔️ Alat AI seperti DeepStat memverifikasi nilai p, ukuran sampel, dan distribusi data.

Dampak: Memastikan akurasi statistik dan kredibilitas dalam penelitian yang dipublikasikan.


6. AI untuk Peningkatan Bahasa dan Keterbacaan

Naskah yang ditulis dengan buruk membuat penilai lebih sulit menilai kontribusi ilmiah. Alat penulisan bertenaga AI meningkatkan kejelasan naskah sebelum pengiriman, memastikan bahwa makalah terstruktur dengan baik dan tata bahasanya benar.

✔️ Alat AI seperti Grammarly dan Trinka AI membantu penulis menyempurnakan tata bahasa, keterbacaan, dan nada akademik.

✔️ Alat terjemahan AI membantu penutur bahasa Inggris non-pribumi dalam meningkatkan kualitas naskah mereka.

Dampak: Membantu peninjau fokus pada konten daripada masalah bahasa.


Tantangan dan Pertimbangan Etis AI dalam Peer Review

Meskipun memiliki manfaat, AI dalam tinjauan sejawat menimbulkan kekhawatiran etis dan praktis yang harus diatasi:

1. Potensi Bias Algoritmik

✔️ Model AI dapat mewarisi bias dari data pelatihan mereka, yang mengarah pada perlakuan istimewa terhadap topik, institusi, atau penulis tertentu.

✔️ Pemantauan yang cermat dan algoritma AI yang transparan diperlukan untuk mencegah bias.


2. Kurangnya Penilaian Manusia dalam Evaluasi Kompleks

✔️ AI dapat membantu tetapi tidak dapat menggantikan penilaian manusia dalam menilai kebaruan, kreativitas, dan kontribusi teoretis.

✔️ Peer review membutuhkan keahlian dalam materi dan pemahaman kontekstual, yang tidak dapat sepenuhnya direplikasi oleh AI.


3. Kekhawatiran Privasi Data

✔️ Menggunakan AI dalam tinjauan sejawat memerlukan penanganan naskah rahasia, yang menimbulkan kekhawatiran privasi.

✔️ Penerbit harus menerapkan langkah-langkah keamanan yang ketat untuk melindungi data penelitian yang sensitif.


4. Ketergantungan Berlebihan pada AI

✔️ Beberapa peneliti khawatir bahwa ketergantungan berlebihan pada AI dapat menyebabkan tinjauan manusia menjadi kurang menyeluruh.

✔️ AI harus melengkapi, bukan menggantikan, peninjau manusia untuk menjaga kualitas.


Masa Depan AI dalam Peer Review

Seiring berkembangnya AI, perannya dalam tinjauan sejawat kemungkinan akan semakin meluas. Perkembangan di masa depan mungkin meliputi:

✔️ Laporan tinjauan sejawat yang dihasilkan AI yang merangkum wawasan utama untuk peninjau manusia.

✔️ Sistem bantahan otomatis di mana AI membantu penulis menanggapi komentar pengulas.

✔️ Pelacakan tinjauan sejawat berbasis blockchain untuk transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar.

AI tidak akan menggantikan peninjau sejawat manusia tetapi akan berfungsi sebagai asisten yang berharga dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keadilan dalam penerbitan ilmiah.


Kesimpulan

AI sedang merevolusi tinjauan sejawat dengan meningkatkan efisiensi, akurasi, dan integritas. Ini membantu dengan penyaringan awal, deteksi plagiarisme, pemilihan peninjau, dan validasi statistik, mengurangi beban pada peninjau manusia. Namun, AI harus digunakan secara bertanggung jawab, dengan pemantauan cermat untuk mencegah bias, masalah etika, dan ketergantungan berlebihan pada otomatisasi.

Dengan mengadopsi tinjauan sejawat yang dibantu AI, penerbit akademik dan peneliti dapat menyederhanakan proses publikasi, meningkatkan kredibilitas penelitian, dan memastikan sistem tinjauan yang lebih transparan, adil, dan ketat. Masa depan AI dalam tinjauan sejawat sangat menjanjikan, asalkan diterapkan secara etis dan bijaksana.



Artikel lainnya