How to Write Formal Scholarly Prose for Successful Research Publication

Cara Menulis Prosa Akademik Formal untuk Publikasi Riset yang Berhasil

Jul 17, 25Rene Tetzner
⚠ Sebagian besar universitas dan penerbit melarang konten yang dihasilkan AI dan memantau tingkat kesamaan. Pemeriksaan tata bahasa AI dapat meningkatkan skor ini, menjadikan layanan proofreading manusia pilihan teraman.

Ringkasan

Menerbitkan penelitian di jurnal akademik atau ilmiah memerlukan suara ilmiah formal—jelas, tepat, otoritatif, dan bebas dari bahasa informal. Meskipun platform digital modern mendorong gaya percakapan, penerbit, peninjau sejawat, dan editor akuisisi masih mengharapkan prosa ilmiah tradisional yang menunjukkan keahlian dan penghormatan terhadap konvensi disipliner.

Panduan yang diperluas ini menjelaskan mengapa prosa formal tetap penting untuk publikasi yang sukses, bagaimana elemen informal seperti kontraksi melemahkan otoritas akademik, dan mengapa penggunaan istilah khusus yang berlebihan dapat terdengar sombong kecuali didefinisikan dengan hati-hati. Ini juga membahas cara mengembangkan suara ilmiah yang otentik dengan membaca secara luas, menyempurnakan pilihan kosakata, dan belajar dari penulis terkuat di bidang Anda.

Apakah Anda sedang menyiapkan artikel jurnal, bab monograf, naskah riset, atau pengajuan konferensi, menguasai gaya akademik formal adalah langkah penting menuju keberhasilan publikasi. Ini tidak hanya membantu mengkomunikasikan ide kompleks dengan jelas tetapi juga menandakan profesionalisme, kredibilitas, dan kesiapan untuk berkontribusi secara bermakna dalam percakapan ilmiah.

📖 Artikel Lengkap (Klik untuk tutup)

Cara Menulis Prosa Ilmiah Formal untuk Publikasi Riset yang Sukses

Dalam lingkungan digital saat ini, ide akademik dan ilmiah beredar dalam berbagai format informal—blog, posting sosial, situs pribadi, komentar preprint, dan platform jejaring profesional. Ruang-ruang ini membuka peluang baru bagi peneliti untuk berbagi ide dengan cepat dan secara percakapan. Prosa informal bisa mudah didekati, hidup, dan sangat efektif untuk keterlibatan publik atau penyebaran tahap awal.

Namun, saat menyiapkan naskah untuk publikasi di jurnal atau penerbit akademik terkemuka, harapan berubah secara dramatis. Prosa ilmiah formal tetap penting. Penerbit mengharapkan kejelasan, ketepatan, kecanggihan teoretis, dan konsistensi gaya. Ekspresi informal yang efektif secara online dapat merusak kredibilitas Anda saat mengirimkan ke tempat tinjauan sejawat.

Memahami cara membuat tulisan ilmiah yang terpolish—dan cara menghilangkan kebiasaan informal yang mudah masuk ke dalam draf—adalah keterampilan penting bagi setiap peneliti yang berharap berhasil menerbitkan. Artikel ini mengeksplorasi apa yang memenuhi syarat sebagai prosa ilmiah formal, mengapa itu penting, jebakan apa yang harus dihindari penulis, dan bagaimana Anda dapat memperkuat suara akademik Anda untuk memenuhi standar publikasi.

1. Mengapa Prosa Ilmiah Formal Masih Penting

Bangkitnya komunikasi digital tidak menghilangkan nilai tulisan akademik tradisional. Faktanya, prosa formal sangat terkait dengan otoritas ilmiah. Saat mengevaluasi naskah, editor jurnal mencari tulisan yang menunjukkan penguasaan bidang, nada profesional, dan penghormatan terhadap konvensi disipliner.

Prosa formal:

• menyampaikan keahlian,
• membantu pembaca mempercayai interpretasi Anda,
• menandakan bahwa Anda memahami norma akademik,
• memperkuat argumen Anda melalui kejelasan dan ketepatan,
• menghindari kesalahpahaman yang dapat menggagalkan tinjauan sejawat.

Informalitas bisa menyegarkan dalam draf awal, brainstorming, atau tulisan yang ditujukan untuk publik, tetapi lingkungan yang ditinjau sejawat menuntut gaya yang lebih ketat. Kegagalan menunjukkan profesionalisme ini adalah alasan umum naskah ditolak tanpa diperiksa oleh peninjau.

2. Kontraksi: Elemen Informal yang Halus tapi Signifikan

Kontraksi—seperti “don’t,” “isn’t,” “we’re,” “I’ll” dan “can’t”—adalah alami dalam percakapan dan komunikasi daring, tetapi mereka memperkenalkan nada santai yang biasanya tidak disukai penerbit. Dalam penulisan riset formal, kontraksi dapat menunjukkan kurangnya perhatian terhadap gaya atau suara yang terlalu percakapan.

Aturannya sederhana: hindari kontraksi dalam naskah apa pun yang dimaksudkan untuk publikasi, termasuk:

• artikel jurnal,
• bab buku,
• prosiding konferensi,
• proposal hibah,
• monograf penelitian.

Satu-satunya pengecualian adalah:

1. kutipan yang sudah mengandung kontraksi,
2. diskusi langsung tentang kontraksi sebagai contoh linguistik.

Karena kontraksi masuk ke dalam tulisan tanpa disadari, pemeriksaan ulang untuk kontraksi memerlukan perhatian khusus. Kehadirannya kecil tapi bermakna—sebuah detail yang menandakan apakah naskah memenuhi standar akademik.

3. Ketika Ketepatan Lebih Penting daripada Prestise: Menghindari Prosa yang Sombong

Banyak penulis khawatir bahwa prosa formal terdengar kaku atau sombong. Kesalahpahaman ini sering muncul dari mengamati teks yang dipenuhi dengan terminologi kompleks, jargon padat, atau frasa yang terlalu rumit tanpa alasan. Namun prosa ilmiah yang ditulis dengan baik bukanlah sombong—melainkan tepat.

Penulisan yang berkesan sombong biasanya melibatkan:

• menggunakan istilah teknis tanpa penjelasan,
• memasukkan jargon secara tidak perlu,
• mengasumsikan pembaca memahami singkatan khusus,
• menyamarkan makna di balik kalimat yang terlalu rumit.

Daripada menunjukkan keahlian, pendekatan ini menunjukkan ketidakamanan atau kurangnya pemahaman. Cendekiawan yang benar-benar menguasai bidangnya menjelaskan konsep dengan kejelasan, bukan dengan ketidakjelasan.

4. Cara Menggunakan Istilah Teknis Secara Efektif

Penulisan akademis sering kali memerlukan bahasa khusus—teori, kerangka kerja, istilah statistik, metode eksperimental, konsep sejarah, perbedaan filosofis. Kuncinya bukan menghindari terminologi tersebut tetapi menggunakannya dengan bijak, tepat, dan dengan penjelasan yang memadai.

Praktik terbaik meliputi:

• perkenalkan istilah teknis saat pertama kali muncul,
• definisikan singkatan yang tidak dikenal,
• gunakan jargon hanya ketika meningkatkan kejelasan,
• hindari menumpuk beberapa frasa penuh jargon dalam satu kalimat,
• seimbangkan kosakata khusus dengan sintaks yang mudah dibaca.

Jika suatu istilah penting untuk argumen Anda tetapi jarang digunakan di luar subbidang kecil, luangkan waktu untuk mengontekstualisasikannya. Reviewer menghargai definisi yang jelas—mereka membantu menghindari kesalahpahaman dan menunjukkan penguasaan.

5. Membaca Luas untuk Mengembangkan Suara Akademis Formal

Salah satu cara paling efektif untuk memperkuat tulisan akademis Anda adalah dengan membaca karya ilmiah berkualitas tinggi di bidang Anda. Prosa ilmiah formal tidak dapat dikuasai hanya melalui aturan; sebagian diserap melalui paparan berulang.

Saat membaca artikel jurnal, monograf, dan makalah konferensi:

• amati bagaimana penulis menyusun argumen,
• perhatikan transisi, penanda, dan alur paragraf,
• perhatikan bagaimana ide teoretis dijelaskan,
• pelajari bagaimana bukti diintegrasikan,
• periksa nada dan ritme kalimat.

Seiring waktu, Anda mulai menginternalisasi norma-norma disiplin Anda: kosakata yang disukai, pola sintaksis umum, tingkat detail yang diharapkan, dan penggunaan abstraksi atau generalisasi yang dapat diterima.

Jika Anda beruntung, Anda mungkin bertemu dengan penulis yang gayanya sekaligus ketat dan menginspirasi. Kejelasan, keanggunan, dan ketepatan intelektual mereka dapat menjadi model untuk pengembangan akademis Anda sendiri.

6. Menyeimbangkan Keterbacaan dengan Ketelitian Akademik

Meskipun prosa akademik harus formal, ini tidak berarti harus membosankan. Tulisan akademik terbaik dapat diakses dan menarik sekaligus mempertahankan ketelitian intelektual. Mencapai keseimbangan ini memerlukan perhatian pada:

• ritme kalimat,
• struktur yang bervariasi,
• kata kerja yang hidup,
• transisi yang dipikirkan dengan matang,
• penekanan strategis,
• penghindaran kompleksitas yang tidak perlu.

Anda tidak diwajibkan menulis dengan nada yang berlebihan agar terdengar akademis. Anda juga tidak harus menulis dengan gaya kering dan mekanis yang kadang muncul dari kehati-hatian berlebihan. Sebaliknya, usahakan kejelasan dan ketelitian dengan suara yang mencerminkan identitas akademik Anda sendiri.

7. Menghindari Informalitas dalam Naskah Akademik

Bahasa informal melemahkan otoritas tulisan Anda. Elemen informal yang umum meliputi:

• frasa percakapan ("a bunch of," "kind of," "pretty much"),
• ungkapan klise,
• pertanyaan retoris yang tidak memiliki tujuan analitis,
• penyapaan langsung kepada pembaca,
• humor kecuali jika dibenarkan secara kontekstual,
• kata pengisi yang tidak tepat ("stuff," "things," "really").

Beberapa penulis juga tanpa sengaja mengadopsi nada media sosial atau blog pribadi—kalimat pendek dan tajam; penekanan emosional; atau transisi yang terlalu santai. Pilihan gaya ini merusak nada yang hati-hati dan berbasis bukti yang diperlukan untuk publikasi akademik.

8. Menulis untuk Audiens Akademik yang Lebih Luas

Naskah Anda tidak hanya akan dibaca oleh para spesialis di subbidang Anda. Naskah tersebut mungkin akan ditinjau, diedit, dan akhirnya dikutip oleh para cendekiawan dari bidang terkait atau interdisipliner. Menulis dengan ketelitian formal memastikan keterbacaan bagi pembaca yang keahliannya tidak sepenuhnya sejalan dengan Anda.

Pertimbangkan kebutuhan:

• peninjau sejawat dengan latar belakang metodologis yang beragam,
• editor akuisisi yang mengevaluasi kejelasan dan daya jual,
• cendekiawan dari bidang terkait,
• mahasiswa pascasarjana yang mungkin bergantung pada karya Anda,
• peneliti internasional yang bahasa pertama mereka bukan bahasa Inggris.

Prosa ilmiah yang jelas menghormati semua pembaca ini. Ini memaksimalkan jangkauan dan dampak ilmiah manuskrip Anda.

9. Merevisi untuk Formalitas dan Ketepatan

Bahkan penulis terkuat pun harus merevisi secara ekstensif. Prosa formal jarang muncul dalam draf pertama. Sebaliknya, itu dibangun melalui beberapa tahap penyempurnaan:

• mengganti kontraksi,
• menyederhanakan kalimat yang terlalu padat,
• memperjelas definisi,
• memecah paragraf panjang menjadi ide yang mudah dicerna,
• memastikan terminologi yang konsisten,
• menghilangkan ungkapan sehari-hari,
• menyesuaikan nada agar sesuai dengan norma disiplin.

Revisi yang efektif mengubah manuskrip yang menjanjikan menjadi karya yang dapat diterbitkan. Mengerjakan beberapa draf memastikan tulisan mencerminkan keahlian Anda dalam konten dan komunikasi.

10. Kesimpulan

Prosa ilmiah formal tetap menjadi dasar utama keberhasilan publikasi akademik. Meskipun tulisan informal dapat memiliki peran berharga dalam draf awal, keterlibatan publik, atau komunikasi digital, itu tidak dapat menggantikan kejelasan, ketepatan, dan otoritas yang diperlukan untuk penelitian yang ditinjau sejawat. Mengembangkan suara ilmiah yang kuat membutuhkan waktu, latihan, dan penyempurnaan strategis, tetapi secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan publikasi Anda.

Jika Anda menginginkan bantuan ahli untuk memoles nada, kejelasan, dan gaya akademik dalam artikel jurnal atau manuskrip penelitian Anda, layanan penyuntingan artikel jurnal dan layanan penyuntingan manuskrip kami dapat mendukung Anda sepanjang proses publikasi.



Artikel lainnya

Editing & Proofreading Services You Can Trust

At Proof-Reading-Service.com we provide high-quality academic and scientific editing through a team of native-English specialists with postgraduate degrees. We support researchers preparing manuscripts for publication across all disciplines and regularly assist authors with:

Our proofreaders ensure that manuscripts follow journal guidelines, resolve language and formatting issues, and present research clearly and professionally for successful submission.

Specialised Academic and Scientific Editing

We also provide tailored editing for specific academic fields, including:

If you are preparing a manuscript for publication, you may also find the book Guide to Journal Publication helpful. It is available on our Tips and Advice on Publishing Research in Journals website.