Ringkasan
Tanda hubung—en dan em—membentuk nada dan kejelasan. Mereka menandai klausa tambahan, menandai jeda tajam, memperkenalkan penjelasan, dan menambah penekanan ketika koma atau tanda kurung terlalu lemah. Namun penggunaan berlebihan membuat prosa akademik terasa tidak formal.
Gunakan dengan tujuan: kelilingi gangguan di tengah kalimat dengan tanda hubung berpasangan, gunakan satu tanda hubung untuk memperkenalkan elemen penjelasan terakhir, hindari tanda baca sebelum tanda hubung pembuka, dan pilih baik en atau em dash secara konsisten. Em dash tertutup, en dash diberi spasi.
Intinya: tanda hubung dapat memperjelas hubungan dan menyoroti nuansa, tetapi gunakan dengan hemat—idealnya sekali per kalimat. Perlakukan mereka sebagai alat retoris yang tepat, bukan tanda baca dekoratif.
📖 Full Length (Klik untuk tutup)
Tanda Hubung atau Aturan: Menggunakan Tanda Hubung En dan Em Secara Efektif dalam Penulisan Akademik
Tanda hubung—baik en maupun em—memainkan peran halus namun kuat dalam prosa akademik dan ilmiah. Mereka membantu penulis menandai perubahan tajam dalam pemikiran, menyoroti informasi tambahan, memperkenalkan pemikiran tambahan, dan memberikan penekanan dengan cara yang tidak bisa dicapai oleh koma, tanda kurung, atau titik dua. Karena alasan ini, tanda hubung muncul dalam artikel, tesis, laporan lapangan, kuliah, dan bahkan korespondensi formal. Namun karena mereka secara inheren lebih ekspresif dan kurang konvensional dibanding tanda baca lain, mereka harus digunakan dengan ketelitian dan pengendalian.
Tidak seperti koma, titik koma, atau titik—yang masing-masing mengikuti aturan yang sangat standar—tanda hubung berbeda dalam bentuk, spasi, efek gaya, dan konvensi di berbagai disiplin ilmu. Penulis humaniora sering menggunakannya secara bebas untuk membentuk suara, sementara penulis ilmiah cenderung menggunakannya secara hemat. Beberapa jurnal menganjurkan penggunaan em dash untuk kejelasan, sementara yang lain melarang tanda hubung sama sekali kecuali dalam tabel. Memahami cara dan kapan menggunakan tanda hubung dalam prosa akademik memastikan tulisan Anda tetap jelas, profesional, dan konsisten secara gaya.
1) Apa itu tanda hubung, dan mengapa penting?
Dalam tipografi, dua tanda horizontal biasanya digunakan sebagai tanda hubung: en dash (–) dan em dash (—). Namanya berasal dari lebar cetak tradisional: en dash kira-kira selebar huruf “n,” em dash kira-kira selebar “m.” Meskipun sekilas tampak mirip, fungsi mereka berbeda.
Penulis akademik menemui tanda hubung dalam dua konteks utama:
- klausa parentetik atau interupsi, di mana tanda hubung menandakan jeda yang lebih kuat daripada koma
- klausa penjelas atau merangkum di akhir kalimat, berfungsi seperti titik dua yang lebih santai
Karena tanda hubung membawa bobot retoris, mereka membantu penulis menyusun kalimat yang mencerminkan ritme pemikiran. Tanda hubung memaksa jeda sesaat—lebih lama dari koma, lebih singkat dari titik—dan dengan demikian, menyoroti apa yang mengikuti atau yang terletak di antara tanda hubung. Jika digunakan dengan baik, ini meningkatkan kejelasan dan penekanan. Jika terlalu sering digunakan, menjadi mengganggu.
2) Menggunakan tanda hubung untuk klausa parentetik di tengah kalimat
Penggunaan tanda hubung yang paling dikenal adalah untuk menyisipkan klausa parentetik di tengah kalimat. Konstruksi ini menandakan interupsi dalam alur sintaksis utama. Berbeda dengan tanda kurung—yang menyembunyikan informasi—atau koma—yang mungkin tidak selalu memberikan penekanan yang cukup—tanda hubung memberikan kehadiran sisipan yang disengaja dan layak diperhatikan.
Contoh:
Di sini, klausa “yang besar dan hitam!” memberikan detail klarifikasi yang menginterupsi pernyataan utama. Tanda hubung berpasangan (satu sebelum dan satu sesudah) menunjukkan bahwa interupsi dimulai dan berakhir. Struktur ini juga bekerja dalam prosa akademik:
Karena tanda hubung parentetik menciptakan jeda yang lebih kuat daripada koma, mereka ideal ketika informasi interupsi penting tetapi tidak sentral secara sintaksis. Mereka membantu mencegah ambiguitas, menjaga ritme kalimat, dan menyoroti detail tanpa memaksanya ke dalam struktur klausa utama.
3) Menggunakan satu tanda hubung di akhir kalimat
Ketika klausa penjelas atau klarifikasi muncul di akhir kalimat, hanya satu tanda hubung yang digunakan. Dalam konstruksi ini, tanda hubung berfungsi mirip dengan titik dua: memperkenalkan contoh, elaborasi, atau kesimpulan.
Contoh:
Frost merusak beberapa sayuran – tomat, kacang, dan wortel.
Dalam kedua contoh, tanda hubung mempersiapkan pembaca untuk informasi tambahan yang melengkapi atau memperjelas ide. Penggunaan ini umum dalam prosa akademik saat menyoroti hasil, memperkenalkan daftar, atau menentukan implikasi:
Prinsip utama adalah kejelasan struktural: satu dash digunakan hanya ketika elemen parentetik muncul di akhir dan tidak mengganggu garis sintaksis utama kalimat.
4) Tanda baca apa yang boleh (dan tidak boleh) muncul di dekat dash?
Banyak penulis secara tidak sengaja menambahkan tanda baca sebelum atau sesudah dash dengan cara yang melanggar konvensi gaya formal. Aturannya sederhana:
- Tidak boleh ada tanda baca sebelum dash pembuka yang memperkenalkan klausa parentetik.
- Dash penutup dapat didahului oleh ? atau ! jika mereka termasuk dalam materi parentetik.
- Dash penutup tidak boleh
Dengan demikian, berikut ini benar:
Namun ini salah:
- *Dataset ketiga, – sangat besar – mengonfirmasi tren sebelumnya.
- *Dataset ketiga: – sangat besar – mengonfirmasi tren sebelumnya.
Tanda baca internal di dalam klausa parentetik diperbolehkan (“sangat besar!”), tetapi tanda baca eksternal tidak boleh bertabrakan dengan dash.
5) En dash vs. em dash: bentuk dan spasi
Dalam teks akademik yang berjalan, penulis harus memilih apakah akan menggunakan en dash dengan spasi atau em dash tertutup untuk klausa parentetik. Jangan pernah menggabungkan kedua sistem dalam dokumen yang sama. Konsistensi lebih penting daripada pilihan itu sendiri.
a) Gaya en dash (dengan spasi)
Ini umum dalam penerbitan Inggris dan internasional. Spasi membuat jeda terasa sedikit lebih ringan dan secara visual terbuka.
b) Gaya em dash (tertutup)
Ini adalah standar dalam penerbitan akademik Amerika dan banyak jurnal ilmiah. Karena em dash lebih panjang, tidak digunakan spasi.
Pilihan mana pun yang Anda pilih, terapkan secara konsisten di seluruh bab, bagian, tabel, keterangan, dan referensi. Berpindah secara sembarangan membuat teks terlihat tidak diedit.
6) Mengapa tanda hubung terasa kurang formal dibanding tanda baca lain
Tanda hubung memiliki nada percakapan karena meniru irama bahasa lisan: jeda, pikiran tambahan, pergeseran, dan klarifikasi yang ditekankan. Kualitas ini membuatnya sangat baik untuk penulisan akademik yang mudah dibaca tetapi bermasalah jika digunakan berlebihan. Tanda hubung yang berlebihan dapat membuat prosa formal terdengar emosional atau tidak konsisten dalam nada.
Pertimbangkan alternatifnya:
- Koma mengintegrasikan informasi dengan lancar tanpa menarik perhatian.
- Tanda kurung meredam informasi, menandakan bahwa itu opsional.
- Titik dua secara formal memperkenalkan penjelasan atau daftar.
- Tanda hubung menekankan, mengganggu, menarik perhatian, atau mendramatisasi.
Karena tanda hubung menonjol secara visual dan retoris, menggunakan mereka di setiap kalimat akan mengurangi netralitas yang diharapkan dalam eksposisi ilmiah. Praktik terbaik adalah menggunakan tidak lebih dari satu klausa yang ditandai tanda hubung per kalimat kecuali meniru efek gaya tertentu.
7) Kapan tanda hubung tidak boleh digunakan
Meskipun serbaguna, tanda hubung tidak cocok untuk setiap tujuan sintaksis atau retoris. Hindari menggunakan tanda hubung ketika:
- hubungan antara klausa bersifat logis bukan mengganggu (gunakan titik dua atau titik koma sebagai gantinya)
- informasi dalam tanda kurung bersifat minor atau opsional (gunakan tanda kurung)
- klausa tersebut penting untuk makna kalimat (gabungkan dengan koma atau susun ulang)
- jurnal target Anda melarang atau tidak menganjurkan penggunaan tanda hubung (umum dalam beberapa ilmu)
Tanda hubung tidak boleh menggantikan struktur kalimat yang disiplin. Jika Anda menggunakan tanda hubung untuk memperbaiki kalimat yang tidak jelas, tulis ulang kalimat tersebut.
8) Menggunakan tanda hubung untuk penekanan dalam penulisan akademik
Saat digunakan dengan hemat, tanda hubung dapat menyoroti hasil yang mengejutkan, menegaskan kontras, atau menandai perubahan dalam argumen. Contoh:
atau:
Di sini tanda hubung menambah kekuatan retoris, tetapi kalimat tetap secara struktural kuat. Gunakan teknik ini untuk momen di mana penekanan benar-benar bermanfaat.
9) Tanda hubung dalam daftar, enumerasi, dan definisi
Tanda hubung dapat memperjelas struktur daftar ketika titik dua terasa terlalu formal atau ketika daftar melengkapi pemikiran secara organik. Contohnya:
Ini dapat diterima dalam prosa naratif, meskipun metodologi formal biasanya lebih memilih titik dua atau daftar item.
Tanda hubung juga efektif dalam glosarium atau definisi dalam baris:
10) Merevisi kalimat yang menggunakan tanda hubung
Metode yang berguna untuk mengedit adalah dengan menghapus sementara setiap klausa yang ditandai tanda hubung. Jika kalimat masih berfungsi secara struktural dan logis, tanda hubung kemungkinan berperan secara gaya—bukan tata bahasa. Jika kalimat runtuh, tanda hubung melakukan pekerjaan struktural yang mungkin lebih baik ditangani dengan tanda baca lain atau dengan penulisan ulang.
Saat memeriksa kembali, perhatikan tiga masalah umum:
- Overuse: penggunaan tanda hubung yang terlalu sering melemahkan dampaknya.
- Confusion: mencampur tanda hubung en dan em.
- Collision: tanda baca yang salah digunakan di dekat tanda hubung.
Proses revisi yang disiplin memastikan bahwa setiap tanda hubung memberikan kontribusi yang bermakna terhadap kejelasan dan kelancaran.
Kesimpulan
Tanda hubung adalah tanda baca serbaguna yang menawarkan kekuatan ekspresif saat digunakan dengan bijaksana. Mereka membentuk ritme, memberikan penekanan, dan menyoroti ide-ide dalam tanda kurung dengan lebih tegas daripada koma atau tanda kurung. Untuk menggunakannya secara efektif dalam penulisan ilmiah, pilih antara gaya tanda hubung en dan em, terapkan aturan tanda baca dengan hati-hati, hindari memenuhi kalimat dengan beberapa klausa yang dipisahkan tanda hubung, dan gunakan hanya ketika benar-benar meningkatkan kejelasan. Perlakukan tanda hubung sebagai alat retoris khusus: halus, strategis, dan selalu disengaja.