Perkenalan
Dalam komunitas akademik dan penelitian ilmiah, orisinalitas dan integritas adalah nilai-nilai fundamental. Sementara plagiarisme—menggunakan karya orang lain tanpa atribusi yang tepat—sangat dikutuk, plagiarisme diri atau publikasi duplikat adalah masalah yang kurang dibahas tetapi sama pentingnya. Banyak peneliti, baik sengaja maupun tidak sengaja, mengirimkan studi yang sama atau versi yang sedikit dimodifikasi ke beberapa jurnal, yang mengakibatkan publikasi duplikat.
Publikasi duplikat bukan hanya kesalahan etika; itu mengaburkan pengetahuan ilmiah, menyalahgunakan sumber daya jurnal, dan merusak kredibilitas penulis dan institusi. Temuan penelitian harus memberikan kontribusi unik bagi komunitas akademik, dan publikasi ulang karya yang sama menyesatkan pembaca, membesar-besarkan catatan publikasi penulis, dan membuang-buang sumber daya editorial.
Artikel ini membahas definisi plagiarisme diri dan publikasi duplikat, mengapa praktik ini merugikan penelitian, dan bagaimana penulis dapat menghindari duplikasi yang tidak disengaja sambil menjaga integritas akademik.
Apa itu Publikasi Duplikat dan Plagiarisme Diri?
Definisi Publikasi Duplikat
Publikasi duplikat mengacu pada menerbitkan penelitian yang sama atau hampir identik di beberapa jurnal tanpa pengungkapan yang tepat. Hal ini dapat terjadi dengan berbagai cara, termasuk:
- Mengirimkan manuskrip yang sama ke dua atau lebih jurnal secara bersamaan.
- Menerbitkan makalah penelitian di satu jurnal dan kemudian mengirimkan versi yang sedikit diubah ke jurnal lain.
- Memecah satu studi menjadi beberapa makalah (salami slicing) untuk meningkatkan jumlah publikasi.
- Menerbitkan penelitian yang sama dalam berbagai bahasa tanpa sitasi yang tepat.
Definisi Plagiarisme Diri
Plagiarisme diri terjadi ketika seorang penulis menggunakan kembali bagian-bagian besar dari karya yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa sitasi atau pengakuan. Ini termasuk:
- Menggunakan kembali teks dari makalah sebelumnya tanpa menyebutkannya.
- Menggunakan kembali data atau angka tanpa atribusi yang sesuai.
- Menerbitkan versi identik atau sedikit dimodifikasi dari artikel yang sudah diterbitkan.
Tidak seperti plagiarisme tradisional, di mana seseorang menggunakan karya orang lain tanpa kredit, self-plagiarisme melibatkan seorang penulis yang menerbitkan kembali karya mereka sendiri, yang dapat menyesatkan komunitas akademik untuk mengira temuan tersebut baru dan asli.
Mengapa Publikasi Duplikat Merupakan Masalah Serius?
Publikasi duplikat dan plagiarisme diri merugikan penelitian karena beberapa alasan:
1. Menyesatkan Komunitas Ilmiah
Ketika penelitian yang sama dipublikasikan beberapa kali, hal ini meningkatkan persepsi pentingnya dan keandalan temuan tersebut. Ini dapat mendistorsi meta-analisis dan tinjauan sistematis, yang menyebabkan peneliti meremehkan validitas kesimpulan tertentu.
Misalnya, jika studi yang sama muncul di beberapa jurnal dengan judul yang berbeda, peneliti lain mungkin tanpa sadar mengutipnya sebagai bukti terpisah, menciptakan kesan konsensus yang salah tentang topik tersebut.
2. Memboroskan Sumber Daya Jurnal dan Editorial
Editor dan peninjau sejawat mengabdikan waktu dan usaha yang signifikan untuk meninjau dan menerbitkan penelitian asli. Ketika sebuah makalah diduplikasi, hal itu membuang-buang sumber daya berharga ini dan menghalangi penelitian yang benar-benar baru untuk diterbitkan.
Selain itu, banyak jurnal beroperasi dengan anggaran yang ketat dan ketersediaan peninjau yang terbatas. Pengiriman duplikat dapat meningkatkan beban kerja, menunda jadwal publikasi, dan merusak integritas sistem tinjauan sejawat.
3. Merusak Kredibilitas Penulis
Menerbitkan karya duplikat dapat merusak reputasi dan karier seorang penulis secara serius. Jika seorang akademisi terbukti melakukan plagiarisme diri atau publikasi duplikat, mereka mungkin menghadapi:
- Penarikan kembali makalah yang telah diterbitkan.
- Dilarang mengirimkan ke jurnal terkemuka.
- Kehilangan pendanaan atau hibah penelitian.
- Tindakan disipliner institusional, termasuk pemutusan hubungan kerja.
Dalam beberapa kasus, plagiarisme diri sendiri dapat melanggar kode etik penelitian institusi, yang mengakibatkan konsekuensi akademik dan profesional yang serius.
4. Melanggar Hak Cipta dan Kebijakan Penerbit
Sebagian besar jurnal akademik mengharuskan hak publikasi eksklusif saat menerima naskah. Jika seorang penulis mengirimkan karya yang sama ke beberapa jurnal tanpa pengungkapan, mereka mungkin melanggar perjanjian hak cipta, yang dapat menyebabkan sengketa hukum atau pemblokiran oleh jurnal.
Banyak penerbit menggunakan alat seperti Crossref Similarity Check (iThenticate) untuk mendeteksi pengiriman duplikat, dan pelanggaran dapat menyebabkan pencabutan yang dicatat secara publik di platform seperti Retraction Watch.
5. Mengurangi Inovasi Penelitian
Publikasi duplikat tidak berkontribusi pada pengetahuan baru. Sebaliknya, itu memenuhi literatur akademik dengan informasi yang berlebihan, membuat peneliti lebih sulit menemukan studi yang benar-benar baru. Hal ini mengurangi kemajuan ilmu pengetahuan dan memperlambat perkembangan pengetahuan.
Cara Menghindari Publikasi Duplikat dan Plagiarisme Diri
1. Ungkapkan Publikasi Sebelumnya
Jika seorang penulis sebelumnya telah menerbitkan sebagian dari studi mereka, mereka harus mengungkapkan informasi ini kepada editor jurnal saat pengiriman. Jurnal dapat mengizinkan publikasi sekunder dalam kondisi tertentu, seperti:
- karya asli diterbitkan di jurnal regional atau non-Inggris, dan pengajuan baru adalah versi terjemahan.
- Penelitian ini diterbitkan ulang untuk tujuan pendidikan, dengan izin dan kutipan yang sesuai.
Editor menghargai transparansi, dan pengungkapan mencegah potensi pelanggaran etika.
2. Kutip Karya Anda Sendiri dengan Benar
Jika seorang penulis perlu menggunakan penelitian, data, atau teks sebelumnya mereka dalam publikasi baru, mereka harus:
- Sitasi karya asli dengan benar menggunakan gaya referensi standar (APA, MLA, Chicago, dll.).
- Ubah kata-kata atau ringkas konten masa lalu daripada menyalinnya secara verbatim.
- Berikan wawasan baru atau temuan tambahan untuk membenarkan publikasi baru.
Sitasi diri memastikan bahwa penelitian sebelumnya diakui tanpa menyesatkan pembaca untuk percaya bahwa itu sepenuhnya baru.
3. Ikuti "Unit Terbitan Terkecil" Secara Etis
Banyak peneliti merasa tekanan untuk menerbitkan secara sering guna memenuhi persyaratan akademik. Hal ini terkadang menyebabkan "salami slicing," di mana satu studi dibagi menjadi beberapa makalah yang lebih kecil.
Untuk menghindari fragmentasi yang tidak etis:
- Pastikan setiap publikasi menyajikan kontribusi yang secara substansial baru dan berbeda.
- Hindari menerbitkan beberapa makalah dengan data yang tumpang tindih tanpa pengungkapan.
- Gabungkan temuan terkait menjadi studi komprehensif tunggal jika memungkinkan.
Menerbitkan dengan integritas memastikan bahwa setiap makalah menambah nilai bermakna bagi komunitas akademik.
4. Gunakan Alat Deteksi Plagiarisme
Sebelum mengirimkan naskah, penulis harus menjalankan karya mereka melalui perangkat lunak deteksi plagiarisme, seperti:
- Bahasa Inggris Turnitin
- itu kemudian
- Pemindaian Plag
Alat-alat ini dapat membantu mengidentifikasi duplikasi teks tidak sengaja dan plagiarisme diri, memungkinkan penulis untuk merevisi karya mereka sebelum pengiriman.
5. Patuhi Kebijakan Jurnal
Setiap jurnal memiliki pedoman pengiriman dan publikasi khusus mengenai:
- Pengiriman duplikat dan publikasi sebelumnya.
- Tingkat sitasi diri yang dapat diterima.
- Pedoman untuk merujuk karya sebelumnya.
Penulis harus membaca kebijakan jurnal dengan cermat dan, jika ragu, meminta panduan dari dewan redaksi sebelum mengirimkan naskah.
Kesimpulan
Publikasi duplikat dan plagiarisme diri adalah pelanggaran etika serius dalam penelitian akademik. Mereka mengaburkan pengetahuan ilmiah, membuang sumber daya editorial, merusak reputasi penulis, dan melanggar undang-undang hak cipta.
Untuk menjaga integritas dan kredibilitas penelitian, penulis harus:
- Ungkapkan publikasi sebelumnya dengan jujur.
- Kutip karya mereka sendiri dengan tepat.
- Hindari publikasi yang berlebihan atau terfragmentasi.
- Gunakan alat deteksi plagiarisme untuk memastikan keaslian.
- Ikuti kebijakan jurnal dan pedoman penerbitan etis.
Dengan mempraktikkan penelitian yang bertanggung jawab dan kepenulisan yang etis, akademisi dapat berkontribusi pada kemajuan ilmiah yang sejati dan menjaga standar kepercayaan dan transparansi dalam penerbitan ilmiah.